Renungan Ada saat di mana beban hidup yang begitu berat menekan hidup kita. Kita merasa tidak tahu harus berkata-kata atau mengerjakan apa lagi. Seakan-akan semua pekerjaan yang kita kerjakan tidak membuahkan hasil, sia-sia semuanya. Memang inilah yang penting kita lakukan ketika beban berat itu telah membuat semangat kita lemah lesu
Namun setelah dewasa saya mengerti bahwa orang tua pun bisa jadi beban bagi anak. Ada perasaan sedih, tidak nyaman, dan berempati setelah membaca replies di cuitan HRDBacot yang ngeri-ngeri sedap. Anak seolah-olah dipaksa dan mau tidak mau menanggung beban utang orang tuanya. Gaji selalu habis meski hidup sudah diirit-irit.
Ketikamerenungkan quote tersebut, Penulis pun jadi merasa kalau dirinya selama ini belum bisa menghargai secara pantas orang-orang yang sudah peduli kepadanya.Jangankan membalas kepedulian tersebut, menghargai saja belum. Itu bisa ke orang tua, ke teman, ke nenek Penulis, and the list goes on.Padahal sudah banyak cerita, di mana orang merasa menyesal karena belum bisa membalas kebaikan dan
cash. Bacaan Firman Tuhan Yesaya 40 27-31 Ketika menghadapi beban hidup yang berat, ketakutan karena merasa kita tidak mampu, tidak bisa melewati pergumulan bahkan bayangan-bayangan yang buruk akan terjadi bisa saja muncul dalam diri kita. Bahkan jika lebih dalam lagi kita bisa saja berpikiran buruk tentang Tuhan, yang menganggap Tuhan tidak adil, Tuhan tidak tahu, Tuhan tidak melihat, Tuhan tidak perduli akan hidup kita. Firman Tuhan hendak menguatkan kita, supaya kita jauh lebih mengenal Tuhan lebih baik lagi. Sehingga ketika beban hidup terasa bigitu berat, kita tahu untuk bersikap yang benar sebagai orang yang beriman kepada Tuhan. Dalam nas ini firman Tuhan menyapa umat Israel ditengah penderitaan di pembuangan. Dipermulaan pasal 40 firman Tuhan berkata āhiburkanlah, hiburkanlah umatKuā, bahwa keselamatan Tuhan akan datang. Walaupun mereka sangat menderita, mereka menangis ditepi sungai-sungai Babel, mereka dipaksa bernyanyi menyanyikan nyanyian sukacita ditengah penderitaan Mazmur 137, bukan artinya Tuhan tidak memperdulikan mereka, bukan artinya Tuhan kalah atau tidak berdaya menyelamatkan mereka. Tetapi Tuhan mau sadarkan umatNya bahwa pembuangan menjadi pelajaran yang berharga bagi umat Israel, agar mereka sadar dan kembali melihat, mencari dan memandang Tuhan. Jika mereka menjadi bangsa yang terbuang itu adalah akibat dari dosa mereka, dan Tuhan mengijinkan itu terjadi. Sekarang, Tuhan tidak lagi menyuarakan berita penghukuman tetapi kabar baik, yaitu berita keselamatan yang akan Tuhan datangkan. Artinya semua bisa terjadi, bahkan Tuhan dapat memakai bangsa yang tidak mengenal Tuhan menjalankan kehendakNya. Hidup mereka dan kehidupan dunia ini ada dibawah kendali Tuhan. Maka, mari kita melihat perenungan apa yang hendak kita terima dari kebenaran firman Tuhan ini 1. Jangan berpikiran buruk tentang Tuhan Jangan kita mempersalahkan Tuhan atas segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, seperti keluhan umat Israel dalam penderitaannya berkata "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Apakah kita akan mengeluh bahwa penderitaan itu tidak layak untuk kita terima karena kita merasa benar dihadapan Tuhan, apakah kita akan mengeluh menganggap bahwa Tuhan tidak tahu tentang apa yang sedang kita alami. Keterbatasan pikiran kita tidak akan dapat memahami jalan-jalan Tuhan, sebab firman Tuhan berkata ārancanganKu bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalanKuā Yesaya 558. Kesusahan bisa terjadi karena kecerobohan kita, karena hati kita yang keras menerima nasehat firman Tuhan, namun Tuhan juga bisa mengijinkan pergumulan dan persoalan berat terjadi sehingga kita dapat melihat dan merasakan kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. namun hal yang harus kita yakini bahwa Tuhan akan membuat segala sesuatu indah pada waktunya, pertolongan Tuhan tidak akan datang terlambat. Yang harus kita yakini bahwa Tuhan berdaulat daan berkuasa atas segala sesuatu, segala yang terjadi dalam hidup kita. Jika Tuhan menginjinkan pergumulan terjadi dalam hidup kita berarti kita sedang diarahkan untuk semakin mengenal dan merasakan kemuliaan Tuhan dalam hidup kita. 2. Suatu Pergumulan tidak sebanding dengan banyaknya berkat yang telah perbuat dalam hidup kita. Terkadang ketika kita menghadapi pergumulan, kita terlalu fokus dengan apa yang sedang terjadi sehingga kita melupakan apa yang sudah pernah terjadi, apa yang sudah pernah Tuhan perbuat, apa yang Tuhan telah firmankan untuk menguatkan kita. Terkadang kekawatiran dan ketakutan kita membuat kita semakin kerdil dan masalah itu menjadi raksasa yang begitu menakutkan, sampai-sampai kita melupakan Tuhan jauh lebih besar dari masalah yang sedang kita hadapi. Itulah sebabnya firman Tuhan mengingatkan umat Israel ātidakkah kautahu, tidakkah kaudengar, Tuhan adalah Allah yang kekal yang menciptakan bumi?ā mengapa hanya karena satu pergumulan dapat mengombang-ambingkan hidup kita, apakah kita telah melupakan bahwa ada Tuhan yang selama ini tetap setia memberkati kita. Kita harus percaya, jika selama ini Tuhan senantiasa memberkati kita, maka ketika pergumulan hidup terjadi, Tuhan pun akan tetap memberkati kita. maka ketika pergumulan itu datang, maka kita diajak untuk merenungkan dan mengingat kembali segala kebaikan yang telah Tuhan perbuat dalam hidup kita, apa nasehat yang telah difirmankan Tuhan selama ini akan memberi kita keteguhan dalam menghadapi persoalan kita. Bahwa ternyata pergumulan yang sedang kita hadapi tidak seberapa dibandingkan dengan kebesaran dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. 3. Pengharapan kepada Tuhan adalah kekuatan kita menghadapi pergumulan hidup Dalam nas ini firman Tuhan berkata āOrang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandungā artinya orang muda yang dikenal dengan kekuatannya pun ada batasnya maupun taruna yang dikenal dengan kelicahannya tetap saja bisa tersandung. Jika kita menghadapi pergumulan hidup hanya mengandalkan kekuatan kita, maka kita akan lelah dan dapat tersandung jatuh. Tidak semua hal dapat dibeli dengan uang, jabatan, tidak semua hal dapat dihadapi hanya mengandalkan pikiran dan kemampuan. Uang tidak akan menjamin kita dapat terhindar dari masalah, uang tidak dapat menjamin dapat memberi penyelesaian dalam pergumulan hidup kita. Seperti umat Israel di pembuangan, mereka tidak memiliki apa-apa seakan lepas dari pergumulan hidup di pembuangan adalah kemustahilan. Namun firman Tuhan berkata lain, sebab Tuhanlah yang mengendalikan hidup ini. Pengharapan untuk dapat lepas dari pergumulan hidup ada pada Tuhan, bukan pada kekuatan dan kemampuan mereka. Maka didalam nas ini, firman Tuhan berkata ātetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.ā Pengharapan pada pertolongan Tuhan tidak akan sia-sia, Tuhan yang menguatkan kita menghadapi pergumulan hidup kita, dan Tuhan juga yang akan memberi kelepasan bagi kita dari berbagai pergumulan hidup. Orang yang menanti-nantikan tuhan artinya adalah orang yang selalu berharap kepada Tuhan akan dimampukan menjalani pergumulannya, sebab kita tahu bahwa kesudahan dari pergumulan kita adalah kebaikan yang sudah dirancangkan oleh Tuhan. Doa, pengharapan dan iman kita kepada Tuhan adalah daya tahan rohani yang selalu membuat kita kuat seperti rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya. Kita senantiasa dikuatkan bahwa dibalik badai akan selalu ada pelangi, badai pasti akan berlalu, dibalik pergumulan dan berbagai persoalan yang kita hadapi ada berkat Tuhan yang sudah menanti kita. ingatlah selalu dengan apa yang difirmankan oleh Tuhan Yesus āSiapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?āMatius 627. Maka hadapilah pergumulan hidup dengan pengharapan kepada Tuhan bukan dengan kekawatiran.
Terkadang kita berambisi ingin meraih sesuatu. Tapi sayangnya, dalam meraih ambisi kita kerap lupa diri. Bukan lagi berusaha, tapi kita menuntut diri sendiri secara berlebihan. Bahkan mengabaikan batas diri sendiri secara berlebihan pasti ada risikonya. Bukannya tercapai, kamu malah terbebani. Bagi kamu yang sering menuntut diri sendiri secara berlebihan, lima renungan ini harus dipahami Menuntut diri sendiri berlebihan malah bikin pikiran kacau ilustrasi menuntut diri GrabowskaPikiran kacau turut mempengaruhi aktivitas keseharian. Kegiatanmu banyak terjeda karena tidak bisa fokus. Ada saja masalah datang menyertai. Tidak terkecuali masalah kecil yang berubah menjadi kamu menuntut diri sendiri secara berlebihan hal ini wajib direnungkan. Ingat, terlalu sering menuntut diri malah bikin pikiran kacau. Saat pikiranmu berantakan, semua hal tidak akan berjalan Hidup terasa berat dan terbebani ilustrasi menuntut diri LachPasti kamu ingin menjalani kehidupan yang nyaman dan menyenangkan. Tapi semua kembali lagi pada diri sendiri. Termasuk bagaimana kamu memperlakukan dirimu. Apakah memperhatikan batas kemampuan atau menuntut diri hal ini harus diketahui. Menuntut diri secara berlebihan, hidup terasa berat dan terbebani. Kamu merasa terkekang dengan ambisi dan beragam keinginan. Ketika ambisi tidak tercapai, kamu larut dalam keterpurukan. Baca Juga 5 Renungan agar Tidak Bosan untuk Selalu Belajar, Jadi Sarana Sedekah 3. Berambisi boleh-boleh saja, tapi jangan sampai melupakan batas kemampuan ilustrasi menuntut diri ChoquetteSetiap dari kita pasti memiliki keinginan. Contohnya dalam hal pendidikan, kamu ingin masuk di universitas tertentu yang dianggap bergengsi. Dalam hal pekerjaan, kamu ingin mendapatkan pekerjaan yang demikian, jangan sampai kamu menuntut diri. Memiliki ambisi boleh-boleh saja, tidak ada yang salah. Tapi jangan sampai melupakan batas kemampuan. Bagaimanapun juga, kamu harus memahami diri Tidak semua hal yang diinginkan harus diraih saat itu juga ilustrasi menuntut diri memiliki keinginan, kita sering memperjuangkan mati-matian. Demi mimpi yang tercapai, kamu tidak lagi memperhatikan diri. Bekerja keras selama dua puluh empat jam itu wajib. Sedangkan istirahat nomor saja ini harus direnungkan kembali. Tidak semua hal yang diinginkan harus diraih saat itu juga. Menuntut diri sendiri secara berlebihan tidak akan membuatmu tenang apalagi senang. Semua yang ingin kamu raih malah semakin susah Menuntut diri sendiri secara berlebihan, kamu sama saja dengan menyiksa diri ilustrasi menuntut diri EleazarBeberapa dari kita masih menganggap remeh sikap menuntut diri sendiri. Tanpa sadar, kamu mengharuskan diri sendiri selalu sempurna. Baik sempurna dari segi fisik, pekerjaan, maupun sempurna dalam hal yang kesempurnaan itu mustahil diraih. Selalu ada celah kekurangan menyertai. Saat menuntut diri sendiri secara berlebihan, tanpa sadar kamu telah menyiksa diri. Kemanapun melangkah, pikiranmu terbebani dengan tuntutan diri sendiri secara berlebihan malah bikin pikiran terbebani. Hidup tidak tenang dan terasa tertekan. Maka dari itu, sudah saatnya kamu berhenti melakukan hal tersebut. Saat kamu memberi kelonggaran pada diri, hidup terasa lebih bahagia. Baca Juga 5 Renungan saat Malu Hidup Sederhana, Patut Diresapi! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Di dunia ini tidak ada kehidupan yang sulit bila kita menjalaninya bersama dengan Tuhan. Dan tidak ada satu hari pun yang terlewati dengan sia-sia, sebab Tuhan selalu memberkati. Yang membuat hidup terasa berat adalah ketika kita meragukan kesanggupan Tuhan. Padahal jika kita mau percaya, kita akan mendapat kekuatan baru untuk itu selalu mudah selama Tuhan beserta. Yang membuat semua terasa sukar adalah ketika hati dan pikiran kita membuka pintu untuk kekuatiran. Hati yang penuh kuatir akan menghalangi pandangan kita terhadap jalan keluar yang Tuhan Lainnya
renungan ketika beban hidup terasa berat